Layakkah menjadi serba salah ?
17 April 2017
Aku,keluargaku dan
sahabatku....
Pertama – tama sebuah pengantar puisi
yang dikutip dari internet yang tak saya kutip sumbernya...
Maafkan Atas Kebohanganku Ibu
IBU….
Belum ada yang bisa kuberikan padamu, Bu…
Tidak emas
Bukan berlian
Bahkan permata
Apalagi tahta!
Yang ada hanya bohongku
Yang ada hanya bantahanku
Yang ada hanya gerutuanku
Maafkan aku bu,, atas segala perbuatanku.
IBU….
Belum ada yang bisa kuberikan padamu, Bu…
Tidak emas
Bukan berlian
Bahkan permata
Apalagi tahta!
Yang ada hanya bohongku
Yang ada hanya bantahanku
Yang ada hanya gerutuanku
Maafkan aku bu,, atas segala perbuatanku.
Dari kisah yang
kualami, kisah yang pilu, kisah yang haru, kisah yang menyakitkan, kisah yang
indah, dan kisah yang berakhir bahagia ( InsyaAllah :) )
Begini
ceritanya,bukan khayalan atau fiksi namun diangkat dari kisah nyata,
Dimalam itu, disebuah
mobil hitam, seorang gadis dan ibu sedang bertemu, dan saling berpelukan
Katanya: “saat aku menjemputmu dirumahmu untuk kubawa
kerumahku”, dia mulai bercerita si gadis mulai menitikan air mata dengan
cerita selanjutnya,”rasa tanggung jawab
aku lebih besar dari sebelumnya, tetapi dengan bangga saya bisa menerima ujian
ini, dengan bisa merawatmu dan menganggapmu sebagai anakku sendiri, Allah
memberikan satu kekuatan lebih untukku...makanya saya tidak membenci kamu...” ujar
si ibu mulai bercerita
Dalam dekapan si
ibu, si gadis itu tetap menangis tanpa mengeluarkan sepatah katapun, lalu si
ibu terus bercerita “aku nda pernah
membencimu, cuman dengan tidak berkomunikasi denganmu adalah caraku untuk
mencoba menerima ini semua...” si gadis lalu diberi tisu, air matanya tetap
tidak berhenti dan dia terisak lagi dengan tangisannya dipelukan si ibu.
“aku kangen sama kamu nak, mungkin ini sudah
jalan tuhan untuk kita, kamu tahu? Sekarang temanmu berada dimana?”si gadis
tetap diam “dia sedang magang di
surabaya, kamu gak tau kan rasa sakit apa yang dilewati oleh temanmu saat kau
lebih memilih untuk meninggalkan kami sekeluarga?,sampai detik ini saya belum
bisa menjawab pertanyaan adek-adekmu saat dia menanyakan kenapa kamu tak
kunjung pulang kerumah. Sakit, betapa terpukulnya hati ini ketika mereka
menanyakan itu, begitupun dengan temanmu, setiap dia ditanya sama teman-teman
kampusnya, temen-temen semasa smk mu dulu, dia rapuh dia tak tau harus jawab
apa, dan berbagai cibiran yang dia hadapi karena cerita omong kosong yang
mereka dapat bahwa kamu pergi karena atas kesalahan dari kami yaitu saya
sekeluarga, saya yang menganggapmu sebagai anakku sendiri tanpa membedakan
dengan orang-orang dirumahku,” tangis si gadis semakin kenceng, dia tak
dapat membendung air matanya, si ibu tidak tau bagaimana rasa sakit si gadis
itu juga, bagaimana menderitanya dia saat mulai melangkah pergi dari rumah yang
telah menampung dia selama 1 tahun, dari keluarga-keluarga yang ia dapatkan
dari teman smk-nya, dari segolongan orang yang telah mengajarkan banyak hal
tentang persaudaraan, kasih sayang, saling menolong, dan segalanya bagi dia.
Tapi apalah daya si gadis, dia cuman bisa menangis tanpa memotong cerita si ibu
yang terus mengingatkan masa lalu si gadis saat masih dirumahnya dulu yaitu 2
tahun yang lalu.
Kemudian si ibu
menunjuk kedepan, telunjuknya mengarah ke arah kampus si gadis, dimana gadis
itu menempuh S1,”kamu ingat? Disana
temenmu berlari-larian kesana-kemari hanya untuk membantu kamu saat melakukan
pendaftaran untuk study mu, temenmu yang membantumu sagala hal teman yang dia
anggap saudara, temenmu yang rela capek demi kamu yaitu sahabatnya....saya
kasian sama dia,saat kamu pergi dia menanggung banyak beban karena merasa
bersalah atas kepergianmu,merasa harus bertanggung jawab atas pilihan yang kamu
pilih, dan merasa bersalah telah membawamu kedalam kehidupanku yaitu
keluargku,kamu ngga tau kan betapa menderitanya dia?”
Hm....sungguh gadis
yang lugu,mungkin pemikirannya belum terlalu jauh mengenai permasalahannya
waktu itu. 2 tahun yang lalu dia telah lulus smk dan akan melanjutkan studynya
di bangku kuliah,Tapi karena si gadis yang tak ingin merepotkan orang tua dia
berencana untuk tidak kuliah dan ingin bekerja saja,namun sang ayah melarang.
Akhirnya dia keluar kota untuk mendaftar di universitas yang cukup terkenal di
kota itu,namun dia tetap bersih keras untuk tidak mau merepotkan orang
tuanya,dan dia pun tidak melaksanakan ujian masuk universitas dengan serius dan
mengabaikan soal-soal yang ada dimejanya lalu ditinggalkannya untuk tidur.
Akhirnya dia pulang dan mengatakan ke orang tuanya bahwa ia tidak lulus,namun
sang ayah tetap ngotot untuk mengkuliahkan anaknya. Udah beberapa lama ia
memang sudah menerima tawaran dari orang yang dikenalkan oleh sahabatnya,dia
dtawari untuk ikut sahabatnya untuk kuliah diluar pulau,yaitu dirumah si ibu
itu orang yang dikenalkan oleh sahabatnya yang sekarang ia anggap mama sendiri.
Dan si gadis pun berbicara kepada orang tuanya bahwa ada yang memanggil dia
untuk kuliah di daerah si ibu itu,dengan cukup lama orang tuanya berpikir
akhirnya dengan sangat terpaksa sang ayah menginjinkan anaknya untuk ikut
sahabatnya itu. Si ibu datang untuk menjemput langsung si gadis untuk dibawah
kerumahnya dan mengurus gadis itu bagaikan anak sendiri, Dan berbagai kenangan
yang dilalui si gadis dengan keluarga barunya di luar pulau disana sangat
mengesankan bagi si gadis.
Setelah 1 tahun
berlalu,si gadis melalui dunia perkuliahannya dengan baik-baik saja,hingga
suatu ketika si gadis harus menerima kenyataan bahwa orang tua kandungnya cukup
prihatin melihat anaknya disana yang harus bolak-balik kekampus dengan menempuh
jarak waktu selama 30 menit,karena orang tua yang sangat khawatiran terhadap
anaknya dia pun mencoba memberi pilihan kepada sang anak yaitu si gadis untuk
tinggal disekitar kampus saja,dengan berbagai alasan yang orang tua itu lontarkan
karena salah satunya tidak mau merepotkan keluarga baru si gadis di luar pulau
itu.
Betapa kagetnya si
gadis dan si ibu itu saat mengetahui bahwa orang tua si gadis datang untuk
memohon ke-keluarga si ibu untuk mengijinkan si gadis untuk tinggal disekitar
kampus,dengan maksud si gadis tidak kualahan saat kuliah dan tetap menjalin
hubungan baik dengan keluarga disini dengan sesekali berkunjung saat liburan
atau saat free, namun kenyataannya si ibu itu tidak terima dan tetap keras
kepala untuk tidak bisa melepaskan si gadis itu walaupun si orang tua gadis
telah memohon dan bahkan meminta maaf.
Dari kejadian
itulah dimulai perselisihan salah paham antara keluarga kandung si gadis dengan
keuarga barunya, namun dibalik semua itu si gadis tetap bersih teguh untuk
tetap meminta maaf dan menjelaskan alasannya kenapa memilih mengikuti perintah
orangtua kandungnya untuk tinggal didekat kampus dan memilih meninggalkan
keluarga barunya itu. Namun semua diluardugaan si gadis ternyata itu dianggap
pilihan yang salah oleh si ibu barunya itu bahwa dia meninggakan rumah ini karena
dia sudah tidak tahan,kerna dia tidak mau diatur,karena dia ingin
bebas...sungguh mengharukan nasib si gadis,entah apa yang harus dia perbuat,
namun disini tidak bisa dilihat mana yang salah dan yang mana yang benar.dalam
kenyataannya si gadis tetap salah pada awalnya,sudah nasib.
Seiring berjalannya
waktu,selang beberapa bulan semenjak kepergian gadis itu dari rumah yang yang
dahulu ia tempati,si gadis tetap berusaha untuk menghubungi keluarga barunya
dan sahabatnya,namun tidak ada respon sama sekali. Si gadis tetap berusaha
menghubungi dan mencari informasi mengenai keluarga yang disana,nanya sana
sini,minta nomor sana sini,hubungi terus-menerus namun hasilnya tetap nihil. Si
gadis heran,dia kira kepergiannya tidak menimbulkan masalah yang sangat parah,soalnya
dia telah meminta izin dan bahkan telah memberitahu sahabatnya,sebelumnya
sahabatnya itu tetap merespon namun lama-kelamaan dia hilang kabar sampai si
gadis kebingungan. Hingga pada akhirnya tepatnya pada hari ibu,si gadis
menguhubungi,awalnya si ibu membalas dengan tanggapan yang biasa saja,namun
lama-kelamaan dan terus-menerus dibaca isi sms-nya sangat menyakitkan hingga
membuat si gadis tidak bisa menahan tangis. Pagi itu pagi yang begitu
menyakitkan bagi si gadis,dia seperti tertimpa batu besar,seakan terdampar
diluar angkasa,tenggelam dilaut segitiga piramuda,hilang di samudra
antartika.....ironis itulah awal kegelisahan dan rasa bersalah si gadis yang
terus-menerus dihantui oleh rasa bersalah...kasihan.
Kodong.....cup cup
bayangkan dalam beberapa tahun lamanya dia menanggung beban yang sangat
memilukan, dari setiap hal yang ia lakukan semuanya hanya untuk menutup
kesedihannya, dia selalu di hantui rasa bersalah, rasa yang cinta yang pernah
ia tanam untuk keluarga barunya itu masih tetap sama namu dibalut dengan rasa
bersalah hingga berujung pada kekecewaan, kekecewaan terhadap diri sendiri
untuk mampu memperbaiki permasalahannya itu.
Sampai saat ini....
dia meletakkan bingkai kepalsuan untuk menutupi kesedihan dengan senyuman.
Begitulah cerintanya
hingga 2 tahun kemudian yaitu hingga sekarang akhirnya si gadis dapat bertemu
langsung dengan si ibu yang lama ia rindukan itu, walaupun sahabatnya belum
bisa ia hubungi hingga saat ini...
Pertemuan mereka
itu membuat si gadis sudah tidak meraa bersalah yang berlebih dari yang
sebelumnya karen si ibu sudah mulai membuka komunikasi dengannya dan
memaafkannya, walaupun si sahabat belum bisa dihubungi, dan si ibu menyarankan
akan tetap merahasiakan pertemuan antara si gadis dengannya kepada sahabatnya....dan
memohon untuk meminta maaf langsung dengan si sahabat jikalau telah pulang kekampung kelahirannya.
Sekilas cerita
tentang gadis yang malang, gadis yang bodoh, gadis yang lugu, gadis yang serba
salah, gadis yang tersakiti, dan gadis merana.....
Untuk kelanjutannya
dilihat dari hubungan selanjutnya dengan si ibu dan sahabatnya karena sejauh
ini belum ada lagi yang bisa diceritakan karena dari bentuk hubungannya belum
terjalin apapun lagi....semoga tetap begitu saja dan semoga ada perkembangan tentang
perbaikan permasalahan yang dia hadapi.
Amin :)
Komentar
Posting Komentar